Salam

===---بسم ا لله الرحمن ا لر حيم ___ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ---===

Rabu, 20 Juli 2011

PRINSIP PRINSIP PEMBELAJARAN

PRINSIP PRINSIP PEMBELAJARAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kurikulum dan pembelajaran semester 3 ( ganjil )

Disusun oleh:
Kelompok 3
M Mirdan M ( 0900563 )
Z M Fratandha ( 0902012 )
ARIS YULIANTO ( 0905552 )

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
NOVEMBER, 2010
BANDUNG
2011


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini sistem pembelajaran di Indonesia sudah mengalami banyak perubahan sesuai perkembangan zaman dan teknologi, namun perubahan itu terasa belum efektif dalam penerapannya. Hal ini mengakibatkan banyak problem-problem pembelajaran yang harus dibenahi seperti keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dan gaya mengajar guru dalam kegiatan belajar.


Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar. Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru. 


Guru lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis, serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.

Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.

Oleh karena itu, prinsip-prinsip pembelajaran sangat penting dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik khususnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, muncul beberapa masalah dalam prinsip pembelajaran di SMK yaitu :
- Apakah prinsip pembelajaran di SMK sudah dapat diterapkan dengan baik.
- Adakah upaya pemerintah untuk memperbaiki prinsip pembelajaran saat ini.
- Bagaimana cara pemerintah untuk memperbaiki prinsip pembelajaran di Indonesia khususnya SMK.

1.3 Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data, dengan sumber :
- Buku,
- Website atau internet.


BAB II
ISI
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran, terutama dalam tahap perencanaan, prinsip-prinsip pembelajaran didapat batas-batas yang memungkinkan bagi guru dalam proses pelaksanaannya. Pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam memilih tindakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran, guru memiliki sikap dan mampu mengembangkannya dalam rangka peningkatan kualitas belajar siswa.

Ada beberapa prinsip yang harus dikuasai dan dikembangkan oleh guru dalam upaya mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. PRINSIP PERHATIAN DAN MOTIVASI
Perhatian berfungsi sebagai modal dasar yang harus dikembangkan secara optimal untuk memperoleh proses dan hasil yang maksimal. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang menggerakan tingkah laku seseoarng untuk beraktivitas Minat dan perhatian setiap orang tidak selamanya stabil intensitasnya bisa tinggi atau bisa juga turun, tergantung pada berbagai unsur yang mempengaruhinya, begitu pula dengan motivasi selain aspek yang bersifat internal, motivasi juga bisa dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dari luar dirinya.

Dalam proses pembelajaran, perhatian memiliki peranan yang sangat penting sebagai langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Motivasi berhubungan erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat yang lebih tinggi pada suatu mata pelajaran cenderung lebih memiliki perhatian yang lebih mata pelajaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang lebih tinggi dalam belajar. Motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting juga dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

2. PRINSIP KEAKTIFAN
Belajar dalam hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang dalam melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah sutau perilaku, terjadi kegiatan merespon terhadap setiap pembelajaran. Dengan demikian karena belajar merupakan kegaiatan aktif yang terefleksikan dari berbagai unsur maka sebenarnya tidak satupun kegiatan belajar yang tidak mengandung aktifitas, sekecil apapun aktivitas itu.

3. PRINSIP KETERLIBATAN LANGSUNG/BERPENGALAMAN
Prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya, bahwa setiap kegiatan belajar harus melibatkan diri (setiap individu) terjun mengalami. Lebih jauh dari itu apa yang dipelajari harus memiliki manfaat yang lebih mendalam dan luas bagi proses kehidupan, baik masa kini maupun masa yang akan datang. Pendekatan belajar yang mempu melibatkan siswa secara langsung aktif melakukan perbuatan belajar, hasilnya akan lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan yang hanya sekedar menuangkan pengetahuan-pengetahuan informasi.

4.PRINSIP PENGULANGAN
Teori yang dijadikan sebagai petunjuk pentingannya prinsip pengulangan dalam belajar, antara lain bisa dicermati dari dalil-dalil belajar yang dikemukakan oleh Edward L. Thorndike (1974-1949) tentang Law of Learning, yaitu “ Law of effect, Law of exercise, and Law of rediness”.
Mencakup dalil belajar :
- Law of effect : Hasil yang menyenangkan yang diperoleh dari suatu respon akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon, sedangkan hasil yang tidak menyenangkan akan melemahkan hubungan tersebut.
- Law of excercise : Latihan akan menyempurnakan respon berdasarkan pengalaman mengindikasikan bahwa prilaku seseorang dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu prilaku terhadap sesuatu.

5. PRINSIP TANTANGAN
Siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis, dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dihadapkan kepada sejumlah hambatan dan tantangan. Agar dalam diri siswa timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan ajar itu perlu dikemas menjadi sesuatu yang menantang siswa. Dengan kata lain pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep.

Implikasi lain dari adanya bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang, seperti yang mengandung masalah yang perlu dipecahkan, siswa akan tertantang untuk mempelajarinnya. Dengan kata lain pembelajaran memberi kesempatan pada siswa untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip generalisasi tersebut.

6. PRINSIP BALIKAN DAN PENGUATAN
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Apalagi hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar melalui pengamatan melalui metode-metode pembelajaran yang menantang, seperti tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sejenisnya akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.

7. PRINSIP PEMBEDAAN INDIVIDUAL
Perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikis, untuk itu dalam proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa hatus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.

Ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran yang lain diantaranya :
- Prinsip Kesiapan - Prinsip Belajar Kognitif
- Prinsip Persepsi - Prinsip Belajar Afektif
- Prinsip Tujuan - Prinsip Belajar Psikomotor
- Prinsip Transfer dan Retensi - Prinsip Evaluasi
- Prinsip kesiapan (readiness)

Menurut prinsip ini bahwa proses belajar dipengaruhi oleh kesiapan siswa. Adapun yang dimasksud dengan kesiapanatau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan siswa belajar. Kesiapan dengan kata lain merupakan kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi, latar belakang, pengalaman, hasil belajar yang lalu.

- Prinsip persepsi
Berdasarkan pandangan ini, bahwa seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi hidup. Persepsi mempengaruhi perilaku setiap individu, dan guru akan dapat memahami siswanya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat situasi-situasi tertentu.

- Prinsip tujuan
Implikasi bagi guru berkenan dengan prinsip tujuan itu, bahwa untuk membantu siswa berhasil dalam pembelajaran yang dilakukannya maka hendaknya tujuan dirumuskan dengan memperhatikan minat dan kebutuhan siswa. Apabila siswa melihat adanya kesesuaian antara minat dan kebutuhannya dengan tujuan yang dirumuskan, maka motivasi belajar siswa akan tumbuh dan meningkat.

- Prinsip transfer dan retensi
Berdasarkan prinsip ini, dalam proses belajar seseorang dituntut untuk menyerap dan menyimpan hasil belajar (retensi) serta menggunakannya dalam situasi baru (transfer). Implikasi terhadap tugas guru dalam membimbing proses pembelajaran berkenaan dengan prinsip ini hendaknya setiap usaha pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan kemampuannya dalam memecahkan masalah sehari-hari, menunjukkan hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep lain bahkan dengan mata pelajaran atau bidang study lain sehingga siswa melihat adanya hubungan yang erat dan memiliki arti bagi siswa.

- Prinsip belajar kognitif
Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah dan keterampilan memecahakan masalah yang selanjutnya memasuki prilaku baru. Berpikir, menalar, menilai, dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif.

-Prinsip belajar afektif
Proses belajar afektif sesorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif yang mencakup nilai, emosi dorongan, minat, dan sikap. Hampir dalam setiap situasikehidupan dan menuntut aspek afektif oleh karena itu berkenaan dengan aspek afektifini guru hendaknya melaksanakan proses pembelajaran yang mengutamakan terbentuknya kemampuan afektif siswa.

-Prinsip belajar psikomotor
Untuk mengembangkan aspek psikomotor siswa antara lain guru dapat memberikan petunjuk secara verbal tentang langkah-langkah yang harus ditempuh siswa untuk menguasai suatu keterampilan.

-Prinsip evaluasi
Jenis, cakupan, dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar yang tengah berlangsung dan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Dengan prinsip evaluasi, bahwa kegiatan evaluasi hendaknya dilaksanakan secara menyeluruh, tidak hanya memfokuskan pada hasil belajar, akan tetapi juga mencakup proses belajar.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran merupakan salah satu landasan dalam kegiatan belajar mengajar yang harus diperhatikan untuk mencapai proses dan hasil belajar yang maksimal. Hal yang perlu diperhatikan agar terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar, membiasakan murid untuk berdialog, menanyakan sesuatu yang belum dipahami hingga siswa tersebut mendapatkan pemahaman. Selain itu pelaksanaan pembelajaran juga ditunjang oleh keahlian pendidik dalam mengatur suasana kelas.

Jadi, pemerintah harus memperhatikan dalam memilih prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah khususnya di SMK. Apakah prinsip-psinsip tersebut dapat diterapkan di dunia SMK ataukah tidak sehingga dapat tercipta kegiatan belajar yang baik dan efisien.


TINJAUAN PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/40167691/Bahan-Ajar-Kurikulum-Dan-Pembelajaran.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar