Salam

===---بسم ا لله الرحمن ا لر حيم ___ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ---===

Minggu, 06 Mei 2012

PEMELIHARAAN POMPA

BAB II PEMELIHARAAN POMPA
A. Macam – Macam Pemeliharaan pada Pompa
1. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi. Contoh pekerjaan tersebut adalah: 1) Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur fluida pada pompa, atau alat pendeteksi indikator lainnya. apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja pompa atau tidak. 2) Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bodi pompa (debu, tanah maupun bekas minyak) 3) Mengikat baut-baut yang kendor 4) Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed) 5) Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau rusak. 2. Predictive Maintenance Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi pada pompa dan juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan alignment pada pompa untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya. 3. Breakdown Maintenance Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada pompa yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga pompa tidak dapat beroperasi. Contoh kerusakan tesebut adalah: 1) Rusaknya bantalan karena kegagalan pada pelumasan 2) Terlepasnya couple penghubung antara poros pompa dan poros penggeraknya akibat kurang kencangnya baut-baut yang tersambung 3) Macetnya impeller karena terganjal benda asing. 4. Corrective Maintenance Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk pompa tersebut. Pemeliharaan ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian pompa yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi yang telah ditentukan. B. Pemeriksaan Pendahuluan dan Cara Menjalankan Pompa Sebelum menjalankan pompa, maka terlebih dahulu harus dipriksa keadaannya, berikut adalah prosedur pemeriksaan pompa. 1. Pembersihan tadah isap dan pipa isap 2. Pemeriksaan sistem listrik 3. Pemeriksaan kelurusan 4. Pemeriksaan minyak pelumas bantalan 5. Pemeriksaan dengan memutar poros 6. Pemeriksaan pipa alat pembantu 7. Pemeriksaan katup sorong pada pipa isap 8. Memancing 9. Pemanasan/pendinginan awal 10. Pemeriksaan arah pemutaran 11. Penanganan katup keluar pada waktu star 1) Pompa sentripugal : tertutup penuh 2) Pompa aliran campur : biasanya tertutup penuh 3) Pompa aliran aksial : terbuka penuh 4) Pompa benam : katup keluar dibuka sedikit untuk mengeluarkan udara yang terperangkap didalam pipa kolom C. Pemeriksaan Kondisi Operasi 1. Pembacaan manometer dan ampermeter 2. Temperatur dan kebocoran pada kotak paking 3. Pemeriksaan bantalan 4. Pemeriksaan getaran dan bunyi 5. Pemeriksaan cakram pengimbang 6. Cara menangani instrumen D. Pengamanan untuk Penghentian Pompa Untuk menghentikan pompa secara manual, perlu diperhatikan langkah – langkah pengamanan sebagai berikut : 1. Pompa sentripugal dapat dimatikan setelah katup keluar ditutup rapat 2. Dalam hal pompa dipancing dengan pompa vacum, bukanlah aktup pembocor udara (vacum breaker) setelah pompa dihentikan 3. Bila pompa menggunakan air pendingin, tutuplah katup air pendingin setelah pompa dihentikan 4. Zat cair perapat pada kotak paking harus dibiarkan selama ada zat cair didalam pompa 5. Jika pompa berhenti karena listrik pada waktu E. Penanganan Pompa Cadangan Pompa cadangan (stanby pomp) harus dipersiapkan untuk dapat distart setiap saat. Pompa cadangan (stanby pomp) harus dipersiapkan secara periodik. Jika tidak pernah dijalankan, bagian dalam pompa dapat berkarat sehingga tidak dapat berputar. Dalam hal ini, pompa perlu dijalankan sedikitnya sebulan atau seminggu sekali selama kurang lebih 10 menit dan diperiksaapakah semuanya dalm keadaan normal. F. Penanganan Pompa yang tidak Dipakai dalam Jangka Waktu Lama 1. Jika pompa tidak akan dioperasikan dalam jangka waktu lama, zat cair yang ada di dalam pompa harus dibuang dan kemudian pompa dikeringkan. 2. Permukaan – permukaan yang difinis pada bantalan, poros, penekan paking, dan kopling, harus dilumuri minyak atau zat pencegah karat untuk menahan korosi. G. Pengelolaan 1. Kartu kendali Bila operasi normal pompa sudah dimulai, perlu disediakan kartu pemeriksaan untuk setiap pompa. Pemeriksaan ini dilakukan secara periodic sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kartu ini. Setiap kartu kendali harus berisi catatan mengenai sfesifikasi pompa, nama pabrik, hasil pemeriksaan pada masa uji coba, serta pemeriksaan periodic yang dilakukan selanjutnya. Table 1. Kartu Kendali Pompa Motor Jenis/Type Jenis/Type Tgl. Pembuatan Diameter Keluar Daya No. Pabrik Jumlah Tingkat Tegangan (V) pabrik Kapasitas Arus (A) Head Total Putaran Putaran Jumlah Kutub Tgl. Pembuatan Frekuensi (Hz) Nomor Pabrik Rating Pabrik Kelas Isolasi (Halaman belakang) Tanggal Uraian Jumlah Dikerjakan oleh 2. Pemeriksaan Harian 1) Temperatur permukaan rumah bantalan dan rumah pompa 2) Tekanan isap dan tekanan keluar 3) Kebocoran dari kotak paking 4) Arus listrik 5) Jumlah minyak pelumas didalam rumah bantalan dan perputaran cincin mimyak 3. Pemeriksaan Bulanan Setiap bulan tahanan isolasi pada motor pompa benam harus diperiksa, besarnya tahanan tidak boleh kurang dari 1 MΩ 4. Pemeriksaan Tiga Bulana Setiap tiga bulan diadakan pemeriksaan/penggantian berikut : 1) Penggantian minyak didalam rumah bantalan 2) Pemeriksaan gemuk : gemuk harus diganti jika memburuk 5. Pemeriksaan Enam Bulanan Setiap enam bulan diadakan pemeriksaan berikut : 1) Pemeriksaan paking tekan dan selubung poros 2) Keadaan kopling kaku antara poros pompa dan poros motor 6. Pemeriksaan Lima Tahunan Hal – hal yang perlu diperiksa disini adalah : 1) Keausan pada bagian – bagian yang berputar, terutama besarnya celah pada cincin perapat (wearing ring) 2) Korosi di dalam pompa 3) Keadaan katup – katup dengan bagian yang bergerak seperti katup cegah dan katup cegah 4) Kelurusan poros 5) Tahana isolasi motor benam 7. Log Operasi Tabel 2. Log Operasi Pompa Hal Tgl. Temperatur Ruangan (ºC) Tekanan Isap (vakum) (m) Tekanan Keluar (m) Arus (A) Tegangan (V) Getaran/Suara Temperatur Bantalan Paking Tekan Ket. 22/08/11 25 3.5 30.5 21 220 Nirmal 30 Tetesan Air Perapat Awal Operasi 23/08/11 27 3.5 30.5 21 220 Normal Normall Tetesan Air Perapat 24/08/11 26 3.5 30.5 21 220 Normal Normal Tetesan Air Perapat dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… dst… 8. Penyediaan Suku Cadang Macam dan jumlah suku cadangyang diperlukan untuk pemeliharaan tergantung pada jenis pompa, jenis zat cair yang dipompa, keadaan operasi, dan derajat kepentingan pompa. Namun pada umumnya suku cadang yang perlu disediakan yaitu sebagai berikut : 1) Bagian yang perlu diganti pada setiap overhaul (1) Paking tekan (2) Paking karet bulat dan paking karet gasket (3) Minyak pelumas 2) Bagian yang harus segera diganti setiap ada kebocoran Perapat mekanis yang bocor harus segera diganti. Karena itu, perapat mekanis harus selalu tersedia sebagai suku cadang lengkap dengan gasket 3) Bagian – bagian yang harus diganti karena aus (1) Selubung poros (2) Cincin perapat dan bus (3) Cakram pengimbang dan dudukan (4) Impeller dan pasak (5) poros 4) Bagian – bagian yang harus diganti jika terjadi bunyi dan getaran yang tidak normal (1) Bantalan bola dan bantalan rol serta bus bantalan (2) Kopling flens luwes. Jika bus karet sudah aus sehingga celah menjadi sangat besar, atau jika baut bengkok, maka bus karet dan baut harus diganti. H. Overhaul Tata cara pembongkaran dan perakitan kembali pompa tidak sama antara yang satu dengan yang lain karena tergantung pada jenis dan konstruksinya. Namun pekerjaan dasar pada pembongkaran dan perakitan kembali berbagai pompa mempunyai kesamaan tertentu. 1. Pompa Sentripugal Isapan Ujung Pekerjaan pemeriksaan menyeluruh untuk pompa jenis ini dapat dilakukan seperti urutan berikut : 1) Persiapan Pembongkaran (1) Tutup katup – katup (2) Keluarkan air dari pompa (3) Lepaskan motor, dengan terlebih dahulu melepas pelindung kopling. Tarik mundur motor dan tinggalkan baut kopling ditempatnya. Lepaskan baut kopling dengan menariknya. 2) Pembongkaran Pompa (1) Melepas penyangga 6 dan tutup rumah 9 dari rumah 11 (2) Melepas Impeller (3) Melepas Selubung Poros (4) Melepas Kopling 1 (5) Melepas bantalan bola 4 3) Perakitan (1) Memasang selubung poros 20 (2) Memasang bantalan bola 4 (3) Memasang Impeller 12 (4) Memasang cincin perapat (5) Memasang penyangga pada rumah (6) Memasang penopang 17 (7) Memasang paking tekan dan penekan paking (8) Memasang kopling 1 (9) Meluruskan poros dan pipa 2. Pompa Sentripugal Bertingkat Banyak Pembongkaran dan perakitan kenbali pompa sentripugal bertingkat banyak pada dasarnya sama seperti pada pompa sentrifugal isapan ujung. Karena itu urutan pembongkaran dan perakitannya akan diuraikan disini : 1) Persiapan pembongkaran (1) Tutup rapat katup sorong (2) Keluarkan air dari pompa (3) Ukur keausan pada cakram pengimbang ( untuk pompa dengan cakram pengimbang ) (4) Berikan tanda pada posisi mur 17 pengencang selubung poros. (5) Lepas motor (6) Lepas pompa dari pipa keluar (7) Lepas pipa – pipa pembantu seperti pipa pengimbang dan pipa perapat. 2) Pembongkaran pipa (1) Melepas rumah bantalan pada ujung pompa (2) Melepas mur selubung 17 (3) Melepas selubung poros 16 (4) Melepas cakram pengimbang 33 (5) Melepas baut pengikat (6) Membongkar rumah sisi keluar 14 (7) Melepas sudu antar 27 (8) Melepas impeller 26 (9) Mengeluarkan pasak (10) Membongkar rumah tingkat 26 3) Mengeluarkan dan memasang bagian – bagian yang dipasang sesak. (1) Bus bantalan (2) Cincin lentera 8 (3) Bus pengimbang dan baut antar tingkat. (4) Cincin perapat 25 (5) Dudukan pengimbang 21 4) Merakit pompa (1) Rumah bantalan (2) Selubung 9 dan pasak poros (3) Memasang poros 4 pada rumah isap 24 dan rumah bantalan 23 (4) Impeller (5) Sudu antar (6) Rumah tingkat (7) Rumah ujung keluar 14 (8) Baut pengilat (9) Cakram pengimbang 23 dan selubung poros 9 (10) Tutup kamar pengimbang dan rumah bantalan (11) Pipa pengimbang dan pipa perapat. (12) Paking tekan dan penekan paking (13) Pelurusan dan pemasangan pipa.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar